Pidato singkat mencegah terjadinya Radikalisme dan terorisme

Pidato singkat mencegah terjadinya Radikalisme dan terorisme


Pidato singkat mencegah terjadinya Radikalisme dan terorisme. Radikalisme merupakan suatu paham atau gagasan yang menginginkan adanya perubahan sosial-politik dengan menggunakan cara-cara ekstrem. Termasuk cara-cara kekerasan, bahkan juga teror. Kelompok-kelompok yang berpaham radikal ini menginginkan adanya perubahan yang dilakukan secara drastis dan cepat, walaupun harus melawan tatanan sosial yang berlaku di masyarakat. Dibawah ini kami sajikan Contoh pidato singkat tentang radikalisme dan terorisme, atau bisa mendownloadnya diatas.

Assalamualaikum Wr Wb

Salam sejahtera bagi kita semua

(kata Penghormatan...)

Pertama-tama marilah kita panjatkan Puja dan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan Nikmat kepada kita semua baik Nikmat iman dan Islam atau Nikmat sehat Wal-afiat, sehingga hari ini kita masih dapat berkumpul bersama dalam rangka berfikir bersama dan mencari solusi masalah demi kemajuan Indonesia. Semuanya tak lain tak bukan adalah campur tangan Tuhan.

Dan tak lupa Sholawat beserta salam Semoga terlimpahcurahkan pada Nabi Besar Kita Muhammad SAW..

Hadirin yang dimuliakan Allah..

Bukan hanya sekedar isu apalagi hanyalah Narasi belaka, kita sudah menyaksikan bersama, dari media masa, media elektronik dan dari sumber yang lain, bahwa Terorisme saat ini terjadi, anda sekalian tahu ISIS (Islamic Stade In Iraq and Suriyah), berapa korban yang meninggal tanpa alasan yang jelas, ironi mereka mengatasnamakan Agama, Belum lagi Arab Saudi dan Yaman, dan banyak lagi di timur tengah, saya tak akan membahas panjang lebar masalah demikian, yang jelas banyak Ibu dan anak-anak tak berdosa juga menjadi korbannya.

Hadirin yang saya hormati.

Terorisme atau radikalisme di mana secara harfiah itu di Nyatakan sebagai perbuatan yang menggambarkan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas yang menimbulkan korban yang bersifat massal dan atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital. Baik dilaksanakan di dalam negeri maupun luar negeri dan mempunyai motif ideologi politik atau gangguan keamanan berbagai macam tindakan ini tidak serta merta sudah dalam bentuk kekerasan yang sifatnya membahayakan. Akan tetapi ada levelnya. Dalam leveling inilah barangkali peran bapak-bapak selaku tokoh masyarakat, tetang bagaimana mencegah hal demikian. Kita harus memahami Seperti apa pergerakan atau tingkatan dari kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok militan atau teroris yang bisa dianalisa ciri-cirinya sebagai berikut ;

Melakukan rekrutmen. Siapa saja yang akan menjadi anggota. Hal itu dilakukan melului Pendidikan dan masuk pada wilayah pendidikan biasanya diperkotaan, bisa akar rumput masyarakat atau kelas bawah biasanya ya kelompok-kelompok yang termarjinalkan ini yang paling mudah menjadi sasaran untuk dilakukan rekrutmen.

Mereka melakukan kaderisasi, indoktrinasi terhadap konsep yang berbeda dibandingkan dengan filosofi maupun konsep Ideologi yang benar  terutama dalam hal agama yang perlu kita waspadai . 
Mereka sudah mulai muncul Apa yang disebut dengan perang pemikiran mencoba memulai mempengaruhi orang lain yang tidak sejalan untuk melakukan pecah belah. Dengan diskusi, forum dan sebagainnya untuk bisa menerima konsep yang sudah mereka tawarkan.

Melakukan perjuangan politik mereka sudah terang-terangan melakukan langkah-langkah berani melakukan mobilisasi massa melakukan demonstrasi menyebarkan fitnah menyerang pemerintah secara legal formal bahkan melakukan perjuangan bersenjata atau sudah mempunyai kekuatan militer yang kelima tahapan nya adalah melakukan kekerasan masyarakat yang mereka timbul dari adanya keresahan masyarakat dan yang terakhir langkah yang mereka bisa lakukan itu adalah melakukan pengambilan kekuasaan negara contohnya seperti yang dilakukan oleh PKI dan HTI. 

Cari langkah-langkah yang mereka lakukan ini sifat mereka adalah Laten bisa saja ada tetapi tidak aktif dan inilah barangkali peran dari saudara selaku Tohoh Masyarakat yang akan memberikan pandangan-pandangan atau ajaran Ideologi terutama kaitan agama dengan kenegaraan secara tepat kepada anggota masyarakat kita sehingga kita bisa mengenali ada di antara mereka yang menjadi inti ya kita sebut sebagai :

Ring satu yaitu sebagai pusat gerakan radikalisme atau kelompok inti yang menjadi aktor intelektual atau otak dibalik gerakan dan persebaran paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai sesungguhnya. Kemudian yang disebut 
Ring Dua ada yang disebut dengan kelompok militan yaitu eksekutor aksi terorisme baik yang berada di garis depan maupun sebagai Perangkat pelaksana. Ada juga 
Ring Tiga Kelompok militan, biasanya sudah terlatih dan dipersiapkan untuk melakukan berbagai aksi yang menggambarkan teroris teror yang akan mereka laksanakan yang berikutnya mungkin bukan masuk dalam kelompok militan tetapi menjadi kelompok pendukung yaitu individu yang secara sukarela menyatakan menyediakan sarana untuk mendukung. Dalam hal ini biasanya dalam operasi-operasi yang dilakukan bersama biasanya antara TNI dan Polri mengdiagnosa sejauhmana mereka terpapar paham tersebut. 

Ring Empat kalau kita coba kelompokkan yaitu kelompok simpatisan yang berpotensi mendukung gerakan terorisme namun tidak terlibat aksi teror yang sudah mulai terpengaruh pemikirannya yang berikutnya adalah lapisan terluar adalah masyarakat yang rentan, mungkin saja ini akan menjadi sasaran radikalisme,

Dengan pemahaman tentang bagaimana tahapan secara umum yang tadi saya sampaikan, kiranya  Bapak Ibu sekalian memahami langkah-langkah mereka mulai dari rekrutmen sampai melakukan tindakan untuk mengambil alih kekuasaan Negara yang sah berikut mengenali mereka berdasarkan kelompok-kelompok berdasarkan kedekatan dalam pelaksanaan kegiatan radikal kita bisa melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya pre-emtif dan preventif untuk itu Bapak Ibu sekalian. Kita perlu bersama-sama untuk mengawasi dalam rangka menjaga NKRI dimana Salah satu tujuan utamanya pembentukan negara adalah untuk menciptakan Law And Order ada ketertiban umum dan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Apabila ada hal-hal yang diduga seperti saya paparkan diatas segera laporkan kepihak yang berwenang.

Hadirin yang berbahagia..

Janganlah kita terbelenggu dalam sebuah terma atau narasi pada sebuah zona dangkal artinya jangan kita langsung ikut pada kelompok apapun yang dikit-dikit agama jika belum tahu latarbelakang mereka, bukankah di Indonesia cara hidup beragama memiliki khoso'is tersendiri dan model tersendiri tanpa meninggalkan pakem syar'iah yang menjadi pokok orang beragama, setidaknya kita bisa meraba dan merasakan mana yang radikal dan mana yang benar-benar membawa kedamaian dan pendekatan budaya salah satu hal yang efesien menangkal radikalisme tersebut.

Saya sangat prihatin dan menjadi merasa penting walaupun saya hanya masyarakat bawah yang tidak memiliki pengaruh apapun, kenapa saya merasa penting bersikap demikian yakni melawan radikalisme dan terorisme? Karena saya merasa saya adalah Indonesia dan Indonesia bukan yang mereka (radikal) pahami, karena Bhinneka tunggal Ika, karena Pancasila, karena NKRI tidak menerima itu, dan itu bukan produk Indonesia yang ramah damai saling berdampingan.

Marilah kita persiapkan diri kita untuk memajukan Indonesia sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita, didik keluarga kita dan proteksi mereka dari arus radikalisme dan Terorisme. Setidaknya kita tidak salah gaul, gambaran yang jelas adalah cari pergaulan ala Indonesia dengan budayanya yang luhur. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan ini , kurang lebihnya saya mohon maaf dan terimakasih atas perhatiannya, tetap semangat akhirnya saya ucapkan 

Wassalamualaikum Wr Wb.

0 komentar: